Pada tanggal 22 Agustus 2023, Universitas STEKOM mengadakan seminar internasional dengan judul "The Incredible Creativity of Deepfakes and the Worrying Future of AI." Seminar ini membahas teknologi deepfake dan potensi dampaknya di masa depan. Acara ini dipandu oleh Novita, Wakil Rektor Bidang Hubungan Internasional Universitas STEKOM.
Seminar ini dihadiri oleh sejumlah pembicara internasional yang berkompeten di bidang teknologi, keamanan siber, dan bisnis. Dalam presentasinya, Migunani M.Kom, Kepala Departemen Sistem Informasi di Universitas STEKOM, membahas secara mendalam tentang deepfake dan potensi dampaknya. Berikut ringkasan dari presentasinya:
Pengenalan Deepfake
Migunani memulai presentasinya dengan menjelaskan konsep dasar deepfake. Deepfake adalah aplikasi perangkat lunak yang memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin untuk membuat video palsu yang terus ditingkatkan dengan meniru ekspresi individu dan modulasi suara. Ini membuat deepfake semakin realistis dan sulit dibedakan dari video asli.
Apa Itu Deepfake?
Migunani menggambarkan deepfake sebagai media sintetis hiperrealistik di mana wajah individu dalam foto atau video digantikan oleh wajah orang lain. Ada dua jenis deepfake: face-swapping (penggantian wajah) dan puppet master (penciptaan karakter dengan kontrol total).
Contoh-contoh Deepfake
Migunani memberikan beberapa contoh deepfake yang terkenal, termasuk video Elon Musk yang diubah menjadi Tony Stark. Ia juga menunjukkan bagaimana deepfake dapat digunakan untuk mengganti wajah seseorang dalam gambar atau video dengan wajah orang lain, menciptakan video palsu yang sangat meyakinkan.
Cara Membuat Deepfake
Migunani menjelaskan proses pembuatan deepfake menggunakan teknik pembelajaran mesin dan jaringan GAN (Generative Adversarial Network). Prosesnya melibatkan kompresi dan penggantian wajah, dan pada akhirnya, deepfake tercipta.
Penggunaan Potensial Deepfake
Deepfake bukan hanya tentang kejahatan. Migunani menguraikan beberapa penggunaan potensial yang positif, seperti industri film dan iklan, di mana deepfake dapat digunakan untuk mengganti aktor atau membuat iklan multibahasa yang lebih realistis. Ini juga dapat menciptakan film interaktif di mana penonton dapat memilih pemain dalam cerita.
Dampak Negatif dan Regulasi
Migunani menggarisbawahi beberapa dampak negatif potensial dari deepfake, termasuk potensi penyebaran informasi palsu, manipulasi pemilu, dan penipuan. Dia juga membahas peran regulasi dalam mengendalikan teknologi ini dan bagaimana pemerintah dan lembaga sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengatasi risiko deepfake.
Masa Depan AI yang Mencemaskan
Migunani mengakhiri presentasinya dengan membahas masa depan yang mencemaskan dari kecerdasan buatan (AI). Ia mencatat bahwa kekhawatiran tidak hanya tentang kecerdasan buatan yang menjadi lebih cerdas daripada manusia, tetapi juga tentang ketidakdugaannya. AI yang cerdas atau bodoh dengan cepat bisa menjadi ancaman, dan ada ketidakpastian tentang bagaimana mengendalikannya. Migunani juga menyoroti potensi pelecehan AI dan peran peraturan dalam mengelola perkembangan teknologi ini.
Seminar ini mengungkapkan betapa pentingnya pemahaman mendalam tentang deepfake dan dampaknya di masa depan. Regulasi dan peraturan yang bijaksana dapat membantu mengatasi risiko yang terkait dengan teknologi ini. Harapan kita adalah agar kemajuan dalam bidang kecerdasan buatan dapat memberikan manfaat positif bagi masyarakat dunia tanpa mengorbankan keamanan dan kebenaran informasi.