Revolusi Digital (juga dikenal sebagai Revolusi Industri Ketiga) adalah pergeseran dari teknologi elektronik mekanik dan analog ke elektronik digital yang dimulai pada paruh akhir abad ke-20, dengan adopsi dan proliferasi komputer digital dan pencatatan digital, yang berlanjut hingga saat ini.[1] Secara implisit, istilah ini juga mengacu pada perubahan besar yang dibawa oleh komputasi digital dan teknologi komunikasi selama periode ini. Dari analogi Revolusi Pertanian (Neolitik) dan Revolusi Industri Pertama (1770-1840), Revolusi Digital menandai dimulainya Era Informasi.
Inti dari revolusi ini adalah produksi massal dan meluasnya penggunaan logika digital, MOSFET (transistor MOS), chip sirkuit terpadu (IC), dan teknologi turunannya, termasuk komputer, mikroprosesor, telepon seluler digital, dan Internet. Inovasi teknologi ini telah mengubah teknik produksi dan bisnis tradisional. Revolusi Industri Ketiga akan diikuti oleh Revolusi Industri Keempat.
Teknologi dasar yang penting ditemukan pada kuartal akhir abad ke-19, termasuk Mesin Analitis Charles Babbage dan telegraf. Komunikasi digital menjadi ekonomis untuk diadopsi secara luas setelah penemuan komputer pribadi. Claude Shannon, seorang matematikawan Bell Labs, dikreditkan karena telah meletakkan dasar-dasar digitalisasi dalam artikel perintisnya tahun 1948, A Mathematical Theory of Communication. Revolusi digital mengubah teknologi dari format analog menjadi format digital. Dengan melakukan ini, dimungkinkan untuk membuat salinan yang identik dengan aslinya. Dalam komunikasi digital, misalnya, perangkat keras yang berulang mampu memperkuat sinyal digital dan menyebarkannya tanpa kehilangan informasi dalam sinyal. Yang sama pentingnya dengan revolusi adalah kemampuan untuk dengan mudah memindahkan informasi digital antar media, dan untuk mengakses atau mendistribusikannya dari jarak jauh.
Titik balik revolusi adalah perubahan dari musik analog ke rekaman digital. Selama tahun 1980-an format digital compact disc optik berangsur-angsur menggantikan format analog, seperti piringan hitam dan kaset, sebagai media pilihan yang populer.
Pada akhir tahun 2005, populasi Internet mencapai 1 miliar, dan 3 miliar orang di seluruh dunia menggunakan ponsel pada akhir dekade tersebut. HDTV menjadi format penyiaran televisi standar di banyak negara pada akhir dekade ini. Pada bulan September dan Desember 2006 masing-masing, Luksemburg dan Belanda menjadi negara pertama yang sepenuhnya beralih dari televisi analog ke digital. Pada bulan September 2007, mayoritas responden survei AS melaporkan memiliki internet broadband di rumah. Menurut perkiraan dari Nielsen Media Research, sekitar 45,7 juta rumah tangga AS pada tahun 2006 (atau sekitar 40 persen dari sekitar 114,4 juta) memiliki konsol video game rumahan khusus, dan pada tahun 2015, 51 persen rumah tangga AS memiliki konsol video game rumahan khusus menurut laporan industri tahunan Entertainment Software Association. Pada tahun 2012, lebih dari 2 miliar orang menggunakan Internet, dua kali lipat jumlah yang menggunakannya pada tahun 2007. Komputasi awan telah memasuki arus utama pada awal tahun 2010-an. Pada bulan Januari 2013, mayoritas responden survei di AS dilaporkan memiliki ponsel cerdas. Pada tahun 2016, setengah dari populasi dunia telah terhubung dan pada tahun 2020, jumlah tersebut telah meningkat menjadi 67%.
Materi diatas disampaikan oleh presentator dari Indonesia dalam webinar internasional yang diadakan Universitas STEKOM bekerjasama dengan Universitas dari Pakistan, Malaysia, dan berbagai pihak lainnya. Nama presentator tersebut adalah Achmad Zaenuri merupakan dosen di Universitas STEKOM dan merupakan kepala program studi kewirausahaan.
Kegiatan webinar internasional tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan komitmen Universitas STEKOM untuk memperbanyak berbagai kegiatan Internasional. Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan visi untuk menjadi Universitas berkelas Internasional. Berbagai kegiatan Internasional yang dilaksanakan Universitas STEKOM terus berjalan dari tahun ke tahun. Ada kegiatan internasional yang bersifat berkelanjutan dan ada juga beberapa kegiatan internasional yang tidak berkelanjutan. Semua jenis kegiatan internasional diakomodasi dan diatur oleh departemen Internasional Universitas STEKOM.