International Seminar: How AI Could Save (Not Destroy) Education Part 1, Mengupas Esensi Filosofi dalam Era Kecerdasan Buatan
Berita
  • 01 September 2023
    Oleh : priyadi s. kom, m. kom 126 Views

    Senin, 21 Agustus 2023 (Pukul 14.00 - 16.00 WIB)

    STEKOM University, Indonesia - Dalam upaya untuk merespons era digital dan kecerdasan buatan yang semakin berkembang, seminar internasional dengan judul "How AI Could Save (Not Destroy) Education" telah berlangsung pada Senin, 21 Agustus 2023, pukul 14.00 - 16.00 WIB. Acara ini menghadirkan serangkaian pembicara ulung untuk membahas bagaimana AI dapat menjadi alat yang memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan. Pembicara pertama dalam rangkaian acara ini adalah Olena Andriiuk.

    Membongkar Makna di Balik "Aku Berpikir Maka Aku Ada" - Perspektif Rene Descartes oleh Olena Andriiuk

    Dalam sesi pertama seminar ini, Olena Andriiuk, seorang Associate Professor di Departemen Teknologi Informasi, Kecerdasan Buatan, dan Keamanan Siber di NUFT, Ukraina, mengambil langkah maju dengan menguraikan filosofi fundamental. Ia memulai ceramahnya dengan mengangkat pemikiran "Cogito, ergo sum" atau "Aku berpikir maka aku ada" yang diungkapkan oleh René Descartes. Konsep ini, yang mengaitkan eksistensi manusia dengan kemampuan berpikir, menjadi dasar penting dalam mendefinisikan identitas manusia di tengah era digital.

    Andriiuk menjelaskan bagaimana walaupun kecerdasan buatan semakin canggih, prinsip ini tetap relevan. Ia menyampaikan bahwa AI dapat mengotomatisasi banyak tugas, tetapi akal manusia tetap menjadi inti dari penciptaan dan penggunaan teknologi. Dalam konteks pendidikan, memahami bahwa manusia berpikir dan eksis adalah kunci untuk merancang strategi AI yang responsif dan beretika.

    Interaksi Manusia dalam Pendidikan - Perspektif Antropologi dalam Era AI

    Andriiuk juga menyoroti pentingnya interaksi manusia dalam pendidikan. Walaupun kemajuan teknologi terus berlanjut, koneksi antara pendidik dan peserta didik tetap menjadi elemen penting dalam proses belajar. Ia menunjukkan bahwa AI dapat membantu dalam personalisasi pengalaman belajar, tetapi hubungan manusia tetap mendominasi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan berpengaruh.

    Pemikiran Kritis dan Orisinalitas - Tinjauan Filosofis Imanuel Kant

    Dalam konteks pemikiran kritis dan orisinalitas, Andriiuk memaparkan bagaimana konsep-konsep yang dicetuskan oleh Imanuel Kant, seorang filsuf terkemuka, tetap relevan dalam era AI. Pemikiran kritis adalah elemen yang sangat penting dalam pendidikan untuk mendorong siswa berpikir secara analitis dan orisinal. Dalam hal ini, Andriiuk menyoroti bahwa AI dapat menjadi alat bantu dalam mendukung kemampuan pemikiran kritis ini.

    Dengan penutup ceramah Olena Andriiuk, para peserta seminar diingatkan akan pentingnya mengeksplorasi pandangan filosofis dalam merangkai fondasi pendidikan yang responsif terhadap perkembangan teknologi. Sesi selanjutnya dalam rangkaian acara ini akan membahas materi yang disampaikan oleh pembicara berikutnya, Dr. Attia Aman Ullah dari UniMAP, Malaysia. Artikel berikutnya akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang perspektifnya.



    950