WEBINAR INTERNASIONAL : Cross-Cultural Business Communication
Universitas STEKOM, Indonesia – Seminar Internasional bertajuk “Cross-Cultural
Business Communication†menampilkan sejumlah pembicara Internasional untuk membahas
lebih detail mengenai pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya dalam era
globalisasi.
Pembuka Seminar :
1.
Dr. Joseph Teguh Santoso (Rektor
Universitas STEKOM) Indonesia
Pembicara Seminar :
1.
Olena Semenog (Doktor Ilmu
Pedagogis, Profesor, Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Ukraina) SSPU, Ukraine
2.
Marharyta Parshyna (PhD. Ilmu
Ekonomi, Dosen Asosiasi Hubungan Ekonomi Internasional dan Departemen Studi
Regional) UMCF, Ukraine
3.
Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen
Jurusan Desain Visual Komunikasi) STEKOM, Indonesia
Host : Setiyo Adi Nugroho, M.Kom. (Dosen
Jurusan Sistem Komputer) STEKOM, Indonesia
Webinar Internasional ini membahas mengenai pentingnya
komunikasi bisnis lintas budaya dalam era globalisasi. Dalam hal ini pemateri menekankan pentingnya memahami
perbedaan budaya, bahasa dan nilai-nilai untuk mencapai kolaborasi yang efektif
di pasar global yang beragam. Dalam seminar
tersebut, Dr. Joseph Teguh Santoso (Rektor Universitas STEKOM)
Indonesia membuka seminar dengan mengenalkan topik mengenai Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.
Dalam
seminar ini, Olena Semenog
(Doktor Ilmu Pedagogis, Profesor,
Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Ukraina) SSPU, Ukraina membahas mengenai
pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya dari sudut pandang pendidikan. Dalam
pemaparannya disampaikan mengenai tradisi mendidik keluarga dalam analisis linguistik
dan budaya yang menekankan pada pentingnya bahasa pribumi dalam memenuhi
kebutuhan komunikasi dan ekspresi diri, serta kesederhanaan bahasa dalam
menyampaikan perasaan dan pesan. Menghargai terhadap bahasa pribumi dan
nilai-nilai budaya ketika menghadapi tantangan dalam bersaing, serta penggunaan
kata-kata sederhana akan mencerminkan nilai keluarga dan negara. Kata-kata
sederhana merupakan hal yang penting dalam bahasa untuk menggambarkan konsep
keindahan dan kekeluargaan, serta penghormatan terhadap figur ayah dalam budaya
Ukraina. Disisi lain peran ibu dalam budaya Ukraina juga sangat dihormati dan
dianggap penting, karena mereka diasosiasikan dengan doa, kebaikan dan kasih
sayang. Sehingga mengajarkan anak-anak akan pentingnya menghormati orang tua
dan berkomunikasi secara toleran serta berpikir kritis dalam konteks lintas
budaya menjadi hal utama dalam budaya Ukraina. Selain penghormatan terhadap
orang tua dan lansia, persatuan dalam komunikasi lintas budaya juga merupakan
hal penting dalam budaya Ukraina.
Pengembangan pemahaman terhadap budaya dunia melalui kata-kata
dan komunikasi lintas budaya yang didasari oleh keramahan dan rasa hormat perlu
diterapkan dalam bisnis global. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah menjaga
nilai inti organisasi seraya beradaptasi dengan budaya yang beragam demi
kesuksesan bisnis global. Oleh karena itu, keseimbangan antara nilai inti
organisasi dan budaya yang beragam menjadi prinsip dalam bisnis global. Kerjasama
lintas negara dalam pendidikan tinggi juga dapat memperkuat hubungan persaudaraan
dan keberhasilan bersama. Strategi universitas dalam kerjasama dapat dilakukan melalui
pusat-pusat penelitian dengan tujuan untuk memahami dan menghormati budaya
serta bahasa yang berbeda. Maka untuk menghindari kesalahpahaman dibutuhkan
seorang spesialis dalam membahas topik penelitian.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam
komunikasi lintas budaya adalah saling menghormati dan memahami budaya serta
bahasa tanpa menghakimi. Selanjutnya adalah pentingnya menjaga bahasa
tradisional untuk generasi tua dalam budaya Ukraina karena hal ini dapat mencerminkan
rasa hormat dan kearifan dalam berkomunikasi. Hal ini juga penting untuk
memahami komunikasi lintas budaya dalam bisnis di Indonesia. Meskipun standar
budaya dan bahasa sama, tetapi masih terdapat perbedaan dialek, variasi bahasa
dan tradisi di setiap wilayah Ukraina. Namun semua dibangun berdasarkan pada
rasa cinta, rasa hormat dan keinginan untuk membantu sesama. Perbedaan bahasa
yang digunakan antara generasi muda dan generasi tua mencerminkan nilai
tradisional Ukraina.
Wibi Ardi Alvianto, M.Pd. (Dosen
Jurusan Desain Visual Komunikasi) STEKOM, Indonesia
menyampaikan bahwa komunikasi lintas
budaya dalam bisnis sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Memahami
nilai, identitas dan budaya suatu daerah atau negara menjadi kunci kesuksesan
dalam ekspansi bisnis ke wilayah atau negara lain. Pentingnya komunikasi lintas
budaya dalam bisnis ditunjukkan oleh peningkatan ekspansi produk dan layanan
serta teknologi komunikasi yang memungkinkan pertukaran informasi yang lebih
fleksibel antar negara. Keberagaman budaya memiliki peran penting dalam
komunikasi bisnis global yang memerlukan pemahaman mutual untuk harmonisasi
bisnis. Dalam hal ini kita perlu memahami pola dasar perbedaan budaya seperti
gaya komunikasi, sikap terhadap konflik, pendekatan dalam menyelesaikan tugas,
gaya pengambilan keputusan dan sikap terhadap pengungkapan.
Komunikasi verbal dan nonverbal merupakan hal penting dalam
membangun hubungan interpersonal yang dalam. Karena pesan yang dikirim secara
nonverbal juga mendukung atau melengkapi komunikasi verbal. Bahasa tubuh memiliki
makna penting dalam komunikasi nonverbal. Gerakan tubuh dan ekspresi wajah
dapat mengungkapkan perasaan dan pikiran seseorang tanpa kata-kata. Sehingga kita
juga perlu memperhatikan ekspresi wajah, kontak mata, gerakan tubuh dan jarak
interpersonal dalam berkomunikasi. Pada dasarnya terdapat perbedaan makna dalam
bahasa tubuh dan kontak mata di berbagai budaya. Misalnya kontak mata dianggap
berbeda di negara Timur Tengah, Asia, Afrika dan Amerika Latin dibanding dengan
Eropa Barat.
Interaksi dua arah antar terminal dalam jaringan
komputer atau antar komputer internal juga sangat
penting dalam mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, komunikasi lintas
budaya dan pemahaman interaksi antarbudaya memiliki peran penting dalam pertumbuhan
bisnis global dan teknologi. Melalui jaringan
komputer akan membantu seseorang berhubungan dengan orang lain dari berbagai
negara dengan mudah.
Dalam sebuah studi yang mempelajari mengenai latar belakang budaya mengisyaratkan bagi setiap individu untuk memahami perbedaan dan kesamaan, serta menghindari menghakimi orang berdasarkan asal budaya sebelum benar-benar memahami mereka. Hambatan-hambatan yang umum terjadi dalam komunikasi lintas budaya diantaranya adalah etnosentrisme, diskriminasi, stereotip dan ketidakpedulian terhadap perbedaan budaya. Kesalahpahaman dan konflik dapat terjadi akibat kurangnya pemahaman budaya, bahasa dan praktik sosial, serta sikap diskriminatif dan stereotip. Oleh karena itu, strategi untuk meningkatkan komunikasi bisnis lintas budaya diperlukan untuk menavigasi tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh pasar global, serta memastikan kolaborasi yang efektif dan keberhasilan dalam keterampilan Internasional. Untuk memastikan kolaborasi yang efektif dan keberhasilan dalam keterampilan Internasional dapat dilakukan melalui investasi dalam pelatihan budaya, kemampuan bahasa dan pemanfaatan teknologi. Menumbuhkan budaya inklusivitas, kemampuan adaptabilitas dan kolaborasi efektif menjadi penting dalam menghadapi lanskap pasar global yang beragam. Sehingga sangat penting bagi organisasi untuk memprioritaskan budaya tersebut karena kesadaran dan kepekaan beradaptasi. Kemampuan beradaptasi adalah landasan keberhasilan dalam pasar global.
Selanjutnya mengenai penanganan terhadap tindakan seksual
ditempat kerja. Tindakan seksual ditempat kerja memang tidak dibenarkan dan
perlu dipastikan bahwa semua orang yang menjadi korban pelecehan seksual di
tempat kerja memiliki hak untuk mengajukan pengaduan dan mengambil tindakan
yang sesuai dengan peraturan perusahaan. Pencegahan pelecehan seksual di
tempat kerja dapat dilakukan melalui komunikasi, edukasi dan pelatihan khusus
untuk mengenali dan mencegah masalah pelecehan. Pada dasarnya bahwa setiap pekerja, pelamar pekerjaan dan pihak ketiga yang berhubungan dengan perusahaan berhak diperlakukan secara bermartabat dan tanpa membeda-bedakan. Sehingga kita juga perlu mendorong
perusahaan untuk menerapkan sanksi dan tindakan disiplin lainnya sesuai
kebijakan untuk menciptakan lingkungan kerja bebas pelecehan seksual.