Seminar bertajuk "Keajaiban Kreativitas Deepfake dan Masa Depan Mengkhawatirkan AI" yang diadakan oleh Universitas STEKOM telah sukses digelar pada tanggal 22 Agustus 2023, pukul 14.00 hingga 16.00 Waktu Indonesia. Seminar ini menjadi sorotan karena presentasi yang disampaikan oleh Mykola Kostikov, seorang Ph.D. dan Associate Professor di Departemen Teknologi Informasi, Kecerdasan Buatan, dan Keamanan Siber Universitas Teknologi Nasional Ukraina (NUFT).
Dalam seminar ini, sejumlah pembicara ternama turut berpartisipasi, seperti:
1. Olena Parshyna (Doktor Ilmu Ekonomi, Ilmu Cybersecurity & Teknologi Informasi Profesor di UMCF, Ukraina)
2. Mykola Kostikov (Ph.D. Associate Profesor di Departemen Teknologi Informasi, Kecerdasan Buatan, dan Keamanan Siber NUFT, Ukraina)
3. Dr. Sadia Anwar (Peneliti Pasca Doktoral, Fakultas Bisnis & Komunikasi di UniMAP, Malaysia)
4. Migunani M.Kom (Kepala Departemen Sistem Informasi di STEKOM, Indonesia)
Acara ini dipandu oleh Novita dari International Affairs STEKOM University dan dapat diakses melalui tautan YouTube di https://www.youtube.com/watch?v=ZFj5FOdg5Ts.
Mykola Kostikov membahas topik utama dalam presentasinya, yakni mengenai "Deepfake." Deepfake adalah teknologi komputer yang menggunakan jaringan saraf buatan (artificial neural networks) untuk menciptakan gambar dan video orang-orang yang tampak sangat realistis. Teknologi ini telah menjadi topik perbincangan hangat dan kontroversial karena kemampuannya untuk membuat video palsu yang tampak sangat meyakinkan.
Deepfake sendiri merupakan singkatan dari "deep learning" dan "fake." Teknologi ini berfokus pada pembelajaran mendalam (deep learning) untuk menciptakan gambar dan video yang terlihat nyata. Mykola Kostikov menjelaskan bahwa pengembangan deepfake telah berlangsung selama hampir 30 tahun dan terus berkembang dengan pesat berkat kekuatan komputasi modern, termasuk penggunaan superkomputer.
Cara kerja deepfake dapat dijelaskan dengan menggunakan Generative Adversarial Networks (GANs), di mana ada generator yang menciptakan gambar palsu dan pembanding (discriminator) yang membandingkan gambar palsu dengan gambar nyata. Dengan berjalannya waktu, teknologi ini semakin sempurna, menghasilkan gambar dan video yang semakin realistis.
Mykola Kostikov juga menyoroti beberapa penggunaan positif deepfake, seperti dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan seni. Misalnya, deepfake dapat digunakan untuk membuat konten multibahasa, mendukung kreativitas seniman, atau membantu dalam presentasi sejarah.
Namun, dia juga mengingatkan tentang tantangan dan dampak negatif dari teknologi deepfake, seperti masalah etika, privasi, keamanan siber, serta penyebaran berita palsu. Mykola Kostikov menyoroti bahwa pengakuan deepfake dapat terlihat dari beberapa titik lemah dalam pembuatan gambar palsu, seperti cahaya yang tidak konsisten, mata yang tidak normal, atau ketidakcocokan dalam proporsi wajah.
Seminar ini memberikan wawasan yang berharga tentang perkembangan teknologi deepfake dan peringatan akan tantangan yang mungkin dihadapi dengan kemajuan ini. Tetapi, diharapkan bahwa penggunaan deepfake dapat digunakan secara positif dan etis untuk memajukan berbagai bidang tanpa menimbulkan dampak negatif yang serius.